Saddam adalah namanya.
Saat ini ia
duduk di kelas 5 Sekolah Dasar. Tepat bulan desember tahun lalu aku mengenalnya
di antara puluhan siswa di sekolah penempatanku. SDN Papaloang, Halmahera
Selatan. Perilaku Saddam sama halnya dengan anak yang lainnya. Ia selalu suka
bermain, bercanda apalagi bermain tebak-tebakan. Perilaku usilnya kepada teman
sering kali aku temukan di kala istirahat maupun pulang sekolah. Tak jarang
adik kelas menangis karnanya. Namun, dibalik canda dan tawanya ada sebuah
cerita yang tak pernah akan hilang dari kehidupannya. Sadam sejak kecil
mengalami patah tulang kaki yang cukup parah. Ia tak mampu berjalan dengan
tegap dan tak mampu berdiri lama dengan kokoh.
Ya, kaki kiri Sadam memiliki
postur lebih rendah dari kaki kanannya. Kaki kirinya mengalami pertumbuhan yang
tidak normal karena kejadian yang menimpahnya saat usia balita. Saat itu Sadam
diminta orangtuanya mengambil kelapa di atas pohon dan betapa naasnya ia tak
mampu turun dengan kaki menompah tanah. Tubuhnya jatuh dari pohon kelapa dan
membuat salah satu kakinya patah. Keterbatasan biaya menjadikan orangtuanya
hanya mampu memberi pengobatan sendiri tanpa ada tindakan para medis kepada
Sadam.
Memang benar Sadam memiliki fisik yang berbeda dengan temannya
akan tetapi jangan pernah sekali-kali meremehkan kecerdasannya. Sadam adalah
jagoan saintis yang aku banggakan sejak menjadi guru disini. Hobinya membaca
buku pengetahuan alam baik itu buku mengenai biografi para saintis, buku IPA
dan juga komik Kuark yang berkutat mengenai dunia sains membuatnya kelihatan
bersinar diantara teman lainnya. Saat teman lain asik bermain di kala perpustakaan
sekolah terbuka atau saat belajar malam di rumahku maka Sadam tak pernah
menyiakan saat-saat itu. Aku sendiri pernah mengikut sertakan ia dalam kegiatan
Kalbe Junior Sains bersama temannya dalam penemuan buah malaka yang berguna
untuk dijadikan Lem. Walaupun tak memperoleh juara bagiku Sadam sudah sangat
luar biasa diusianya. Tak berhenti disana ia juga sudah sering masuk kedalam babak
semi final Olimpiade Sains Kuark tingkat kabupaten pada tahun 2013 dan 2014.
Sadam juga selalu menjadi perwakilan sekolah dalam perlombaan cerdas cermat
maupun olimpiade sains nasional kabupaten.
Dan kau tau apa cita-citanya? “Saya pe cita-cita jadi dokter bu” ujar Juara kelas ini. Tak hanya perlombaan, Sadam memang aktif dalam kegiatan dokter kecil di sekolah. Dokter kecil merupakan esktrakulikuler yang dinisiasi oleh pengajar muda pertama dengan para guru dan diperuntukkan untuk para siswa yang memiliki prilaku menolong yang tinggi, para dokter kecil ini dengan sigap akan menolong temannya jika ada yang terluka saat bermain bola. Walaupun Sadam tak bisa bermain bola sama dengan teman lainnya namun ia merasa memiliki percaya diri yang tinggi karena mampu mengobati teman yang sedang bermain bola. Sadam adalah salah satu calon saintis yang akan ku yakini menjadi penerus pemimpin bangsa ini. Ia membuktikan padaku bahwa fisik yang sempurna bukan indikator keberhasilan seseorang anak manusia. Belajar dari hal yang kita sukai, mencintai hal itu dan menjadikannya sebuah keahlian yang akhirnya membuat kita berbeda dari orang lain adalah hal yang aku pelajar dari Sadam. “Ibu, bolehkah ke rumah ibu, mo pinjam buku komik sains, besok tong* kasih pulang toh?” begitulah yang selalu ia tanyakan padaku setiap pulang sekolah. Semoga tak hanya berhenti saat ini sobat. Kau telah ku nobatkan sebagai jagoan. Jagoan saintis ku dari tanah saruma.
*tong = kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar