Facebook Badge

Minggu, 23 Februari 2014

INI BUKAN SEKEDAR LOMBA SAINS SEMATA

Antara menegangkan dan membanggakan bisa ikut mengadakan event ini untuk ke-4 kalinya di Halmahera Selatan Puji syukur sekali telah memberikan kami kesehatan dan kekompakkan pastinya hingga kami bisa menyelesaikan tugas pertama atau first project kami. 


Ya, alhamdulilah yang tak terhingga hari ini pelaksanaan Olimpiade sains kuark atau disingkat OSK 2014 telah selesai dilaksanakan serempak pada pukul 07.30 hingga 12.00 WIT. Mendatangkan kurang lebih 425 peserta se-halsel adalah hal yang diluar prediksi kami. Diawali dari membuka pendaftaran yang memang terteknisi dengan baik. Kemudian pendaftaran yang seharusnya sudah ditutup tapi masih diberi kesempatan oleh pihak OSK untuk mengikutinya. Hahaha,, memang project ini luar biasa. 

Bagiku sendiri ini proyek ku yang bisa aku bilang benar-benar sangat kacau. Aku diberi amanah sebagai tim koordinator pendamping dinas untuk OSK di Halsel tapi cukup aku akui aku masih banyak kekurangan di berbagai hal. Kurangnya keseriusan aku untuk mempersiapkan ini semua seperti akhirnya aku menuai hasil yang memang harus begini. Bagiku ini pembelajaran yang amat berarti, bertanya dan jangan malu untuk belajar adalah hal yang amat aku peroleh dari proses pelaksanaan OSK di Halsel ini. Apalagi saat aku harus memulai pembukaan pendaftaran dan melakukan input data dari seluruh sekolah Halsel itu cukup mengalami banyak kesalahan, hasil kerja aku bisa dibilang berada dalam rentang nilai SB = Sangat buruk. Banyak sekali kekasalahan nama, level, kelas serta nama sekolah yang telah aku input dan akhirnya data itulah yang aku kirimkan ke pihak OSK pusat. Well, how about the result? Today is the time to what my result, hahaha. Aku menagcaukan beberapa hal dalam registrasi sehingga membingungkan pihak registrasi mengenai hal ini. Tapi memang hal ini juga dipengaruhi faktor lain teman, aku akui bahwa pendaftaran peserta lomba OSK ini diberikan secara percuma alias free, sehingga aku dan teman-teman berasumsi bahwa pihak sekolah ketika pendaftaran sesuka hati mengganti dan menyalahkan pihak dinas bahwa mereka sebenarnya sudah mengirimkan nama siswa mereka namun tidak ada dalam pendaftaran. Yah, cukup miris atau ini kah gambaran suatu hal yang jika diberikan secara percuma?

Bagi kami pengajar muda Halsel ini adalah acara pertama dan terakhir kami dalam mengadakan OSK di Indonesia. Ya, kapan lagi kami bisa mengadakan ini?. Secara aku sendiri bukan dari bidang pendidikan dan tak mungkin bisa mengadakan hal ini di luar dari tugasku sebagai pengajar muda. Pengajar muda yang selalu akan luluh hatinya ketika melihat semangat dan antusiasme wajah-wajah kecil muridnya, walaupun kami orang baru disini, walaupun ada berbagai tugas yang kami lakukan disini, ini semua untuk mereka. Untuk meningkatkan mutu pendidikan disini, untuk memberi rasa yang berbeda dalam dunia pendidikan bagi peri-peri kecil di ujung negeri ini.

Terima kasih anak-anak hebat di Halsel, melihat kalian bertanding dan melemparkan selembar kertas berbentuk pesawat ke minatur monas saat penutupan OSK ini menjadikan kami semakin yakin bahwa bangsa ini masih punya banyak generasi hebat dari Sabang hingga Merauke. Semangat kalian aku bawa untuk anak-anak di daerah aku nanti. 

Ya, ini bukan lomba sains semata, ini adalah pertandingan bagi para guru dan seluruh masyarakat bahwa acara seperti ini harus selalu ada agar jiwa kompetisi itu akan terasah dalam diri mereka. Belajar bahwa kalah dan menang adalah hal yang harus dilalui dalam sebuah kompetisi.


Sabtu, 15 Februari 2014

Jam 12 malam itu....

Kamis tanggal 13 Januari 2014 tepatnya pukul 14.00 WIT, aku berangkat dari desaku menuju ke kota untuk bertemu pihak dinas pendidikan daerah kabupaten Halmahera Selatan. Deras hujan melanda kota Labuha, aku terjebak di kantor dinas. Berteduh di bawah gedung dinas menunggu awan putih menyapa dibalik awan gemuruh hujan deras ini. Satu jam berlalu, berdiri di halaman depan kantor ini membuat ku menjadi sorotan, jaket Indonesia Mengajar-ku menyilaukan mereka. Para staff dinas melewatiku dengan senyuman dan teguran sapa sambil berjabat tangan denganku. Pengajar muda memang sangat familiar di kalangan dinas pendidikan Halsel. Aku sendiri sangat beruntung berada di kabupaten ini, dengan semangat perubahan dan kemajuan pendidikan mereka yang tinggi, ini dibuktikan dengan banyaknya program yang diinisiasi dinas untuk pendidikan dan salah satu program yang pantas diapresiasi adalah program Gerakan Desa Cerdas (GDC) Halsel.

Mungkin aku tak akan bicara banyak mengenai program dinas kabupaten Halsel sendiri, aku hanya ingin bercerita di malam hari tanggal 13 Januari itu. Hari itu aku memutuskan untuk tidak pulang karena hujan tak kunjung reda hingga malam. Aku mencoba menghubungi orang tua piaraku* melalui kakak piaraku, namun hasilnya nilhil. Kegemuruhan hujan dan angin membuat signal telekomunikasi tidak bisa aktif disana. Aku tetap mengirimkan SMS kepada kakak piaraku, karena paling tidak ketika sinyal komunikasi sudah membaik maka sms aku akan tersampaikan kepada mereka.

Jam 10 aku memutuskan untuk tidur di bascamp kami di kota Labuha. Tanpa membawa baju tidur, ku atur kasur di kamar dan ku tutup mata untuk menutup hari ini.

Dua jam aku tertidur lelap, hingga akhirnya suara itu datang, suara itu amat aku kenal, terdengar saung kemudian akhirnya sangat jelas di jendela kamar. "Ibu Siti, ibu Siti, bangun, bangun" seseorang dari arah jendela. Aku mencoba menarik bantalku kemudian aku merengutkan kepalaku dan terjaga dari tidurku, aku berkata "apakah ini mimpi? ujarku. " Ibu Siti, buka pintunya" ujarnya. Aku sigap berdiri, terpaku dan mencoba membuka mataku agar tertuju pada seseorang di jendela yang memintaku membuka pintu bascamp. Kau tau siapa? Ia adalah mama piaraku. Beliau datang dari desaku yang berkisar 45 menit dari kota Labuha menggunakan oto* tetangga di desa dan merenjemputku di kota.

Sungguh tak terbayangkan beliau menungguku dan terjaga untuk tidak tidur dan memutuskan menjemputku ke kota karena tak kuasa mendengar aku tidur sendiri di bascamp kami di kota. dari desaku ke kota kita bisa menggunakan transportasi darat, seperti ojek atau oto sendiri.

Aku hanya bisa tersenyum heran dan tertawa sendiri melihat ini semua, orang tua angkatku sangat luar biasa cemasnya mendengar aku sendiri tidur di kota. Aku ga bisa berkata apa-apa di oto* tetanggaku. Aku hanya bisa berkata terima kasih sambil tertawa kecil karena aku pasti merepotkan mereka. Sepanjang jalan orangtua angkatku, adik angkatku serta tetanggaku bercerita proses mereka menjemputku disini. Aku hanya berkata dalam diri bahwa mereka sangat menghormati dan sangat peduli dengan orang baru di sekitar mereka. Aku mengerti betapa leganya mereka ketika aku sudah tiba di rumah dan istirahat bersama dengan mereka. Memang kelihatan mereka sangat berlebihan dengan keputusan mereka menjemputku, mereka masih beranggapan dan percaya akan adanya mistis yang menimpaku jikalau aku sendiri di bascamp. Musim ini atau bulan ini bagi mereka adalah musim murka atau musim banyaknya pembunuhan.

Namun di balik ini semua bagiku kejadian ini memberi arti betapa kedekatan batin yang terjalin membuat menjadikan kita selalu ingin menjaga walaupun baru sesaat kita mengenal satu sama lain. Jam 12 malam itu, jam 12 yang semakin mengingatkan aku betapa berharganya aku di mata mereka. Jam 12 malam itu, jam 12 yang akan selalu aku ingat seumur hidupku bahwa nantinya saat aku sudah menjadi orang tua aku akan tetap memastikan anak ku untuk tetap berisitirahat bersama dan membuang kekhawatiran layaknya orangtua. 

Terima kasih mama, papa, kakak dan adik piaraku desa Papaloang
Hari itu menjadi salah satu hari semakin sayangnya aku pada kalian <3 p="">
The authentic love is come from the unknown way where u cant imagine it before
And it's happenned to me today, I'm fall in love with them

note:
*piara = angkat
*oto = mobil

MENU BLOG SITI

Daftar Blog Saya

Followers