Facebook Badge

Sabtu, 15 Februari 2014

Jam 12 malam itu....

Kamis tanggal 13 Januari 2014 tepatnya pukul 14.00 WIT, aku berangkat dari desaku menuju ke kota untuk bertemu pihak dinas pendidikan daerah kabupaten Halmahera Selatan. Deras hujan melanda kota Labuha, aku terjebak di kantor dinas. Berteduh di bawah gedung dinas menunggu awan putih menyapa dibalik awan gemuruh hujan deras ini. Satu jam berlalu, berdiri di halaman depan kantor ini membuat ku menjadi sorotan, jaket Indonesia Mengajar-ku menyilaukan mereka. Para staff dinas melewatiku dengan senyuman dan teguran sapa sambil berjabat tangan denganku. Pengajar muda memang sangat familiar di kalangan dinas pendidikan Halsel. Aku sendiri sangat beruntung berada di kabupaten ini, dengan semangat perubahan dan kemajuan pendidikan mereka yang tinggi, ini dibuktikan dengan banyaknya program yang diinisiasi dinas untuk pendidikan dan salah satu program yang pantas diapresiasi adalah program Gerakan Desa Cerdas (GDC) Halsel.

Mungkin aku tak akan bicara banyak mengenai program dinas kabupaten Halsel sendiri, aku hanya ingin bercerita di malam hari tanggal 13 Januari itu. Hari itu aku memutuskan untuk tidak pulang karena hujan tak kunjung reda hingga malam. Aku mencoba menghubungi orang tua piaraku* melalui kakak piaraku, namun hasilnya nilhil. Kegemuruhan hujan dan angin membuat signal telekomunikasi tidak bisa aktif disana. Aku tetap mengirimkan SMS kepada kakak piaraku, karena paling tidak ketika sinyal komunikasi sudah membaik maka sms aku akan tersampaikan kepada mereka.

Jam 10 aku memutuskan untuk tidur di bascamp kami di kota Labuha. Tanpa membawa baju tidur, ku atur kasur di kamar dan ku tutup mata untuk menutup hari ini.

Dua jam aku tertidur lelap, hingga akhirnya suara itu datang, suara itu amat aku kenal, terdengar saung kemudian akhirnya sangat jelas di jendela kamar. "Ibu Siti, ibu Siti, bangun, bangun" seseorang dari arah jendela. Aku mencoba menarik bantalku kemudian aku merengutkan kepalaku dan terjaga dari tidurku, aku berkata "apakah ini mimpi? ujarku. " Ibu Siti, buka pintunya" ujarnya. Aku sigap berdiri, terpaku dan mencoba membuka mataku agar tertuju pada seseorang di jendela yang memintaku membuka pintu bascamp. Kau tau siapa? Ia adalah mama piaraku. Beliau datang dari desaku yang berkisar 45 menit dari kota Labuha menggunakan oto* tetangga di desa dan merenjemputku di kota.

Sungguh tak terbayangkan beliau menungguku dan terjaga untuk tidak tidur dan memutuskan menjemputku ke kota karena tak kuasa mendengar aku tidur sendiri di bascamp kami di kota. dari desaku ke kota kita bisa menggunakan transportasi darat, seperti ojek atau oto sendiri.

Aku hanya bisa tersenyum heran dan tertawa sendiri melihat ini semua, orang tua angkatku sangat luar biasa cemasnya mendengar aku sendiri tidur di kota. Aku ga bisa berkata apa-apa di oto* tetanggaku. Aku hanya bisa berkata terima kasih sambil tertawa kecil karena aku pasti merepotkan mereka. Sepanjang jalan orangtua angkatku, adik angkatku serta tetanggaku bercerita proses mereka menjemputku disini. Aku hanya berkata dalam diri bahwa mereka sangat menghormati dan sangat peduli dengan orang baru di sekitar mereka. Aku mengerti betapa leganya mereka ketika aku sudah tiba di rumah dan istirahat bersama dengan mereka. Memang kelihatan mereka sangat berlebihan dengan keputusan mereka menjemputku, mereka masih beranggapan dan percaya akan adanya mistis yang menimpaku jikalau aku sendiri di bascamp. Musim ini atau bulan ini bagi mereka adalah musim murka atau musim banyaknya pembunuhan.

Namun di balik ini semua bagiku kejadian ini memberi arti betapa kedekatan batin yang terjalin membuat menjadikan kita selalu ingin menjaga walaupun baru sesaat kita mengenal satu sama lain. Jam 12 malam itu, jam 12 yang semakin mengingatkan aku betapa berharganya aku di mata mereka. Jam 12 malam itu, jam 12 yang akan selalu aku ingat seumur hidupku bahwa nantinya saat aku sudah menjadi orang tua aku akan tetap memastikan anak ku untuk tetap berisitirahat bersama dan membuang kekhawatiran layaknya orangtua. 

Terima kasih mama, papa, kakak dan adik piaraku desa Papaloang
Hari itu menjadi salah satu hari semakin sayangnya aku pada kalian <3 p="">
The authentic love is come from the unknown way where u cant imagine it before
And it's happenned to me today, I'm fall in love with them

note:
*piara = angkat
*oto = mobil

Tidak ada komentar:

MENU BLOG SITI

Daftar Blog Saya

Followers